Normal
Waspada
Siaga
Awas

11 Jul 2024

Kronologi Letusan Merapi 2006

 

BPPTKG
Erupsi tanggal 29 Mei 2006 (Badan Geologi)

Kronologi Letusan Merapi 2006

  1. Awal Aktivitas (Januari - April 2006)

    • Januari 2006: Peningkatan aktivitas vulkanik terdeteksi dengan peningkatan jumlah gempa vulkanik dan deformasi di tubuh gunung.
    • Februari - April 2006: Aktivitas vulkanik terus meningkat dengan frekuensi gempa vulkanik yang lebih sering dan adanya inflasi di puncak Merapi.
  2. Peningkatan Status (Mei 2006)

    • 6 Mei 2006: Status Gunung Merapi dinaikkan menjadi "Siaga" (Level III).
    • 12 Mei 2006: Status dinaikkan lagi menjadi "Awas" (Level IV), menunjukkan kemungkinan letusan besar.
  3. Erupsi Utama (Mei - Juni 2006)

    • 15 Mei 2006: Letusan besar pertama terjadi, menghasilkan aliran piroklastik yang mengalir ke arah selatan dan barat daya lereng Merapi.
    • 27 Mei 2006: Gempa bumi berkekuatan 6,3 Mw mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, meningkatkan ketidakstabilan di Gunung Merapi dan memicu lebih banyak aktivitas vulkanik.
    • Juni 2006: Pertumbuhan kubah lava mencapai laju 100.000 meter kubik per hari dengan volume kubah baru mencapai 4 juta meter kubik. Pada 8 Juni, salah satu aliran piroklastik terbesar mencapai jarak 5 km ke arah tenggara.
  4. Puncak Aktivitas (14 Juni 2006)

    • 14 Juni 2006: Kubah lava yang berada di puncak runtuh, menghasilkan aliran piroklastik sejauh 7 km ke arah tenggara - selatan, mengubur desa Kaliadem. Akibat letusan ini menewaskan dua relawan yang terperangkap di dalam bunker.
  5. Penurunan Aktivitas (Juli - Agustus 2006)

    • Juli 2006: Aktivitas vulkanik mulai menurun, meskipun masih terdapat aktivitas fumarol dan beberapa letusan kecil.
    • Agustus 2006: Aktivitas Gunung Merapi mulai stabil dan menunjukkan penurunan yang signifikan. Status gunung secara bertahap diturunkan dari "Awas" ke "Siaga", dan akhirnya ke "Waspada".

Dampak Letusan Merapi 2006

  • Korban Jiwa dan Kerusakan: Letusan ini menyebabkan beberapa korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di sekitar gunung.
  • Evakuasi: Ribuan penduduk di sekitar Gunung Merapi dievakuasi untuk menghindari dampak letusan.
  • Dampak Lingkungan: Material vulkanik menyebabkan perubahan topografi dan kerusakan ekosistem di sekitar gunung.
Gedung STIE Kerjasama, Jalan Porwanggan No. 549, Purwo Kinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, roboh akibat gempa di Yogyakarta pada 26 Mei 2006. (Kompas/Davy Sukamta)

Lautan material Erupsi Merapi, di Dusun Kaliadem. (Kompas/Wawan H Prabowo)

Karena terkubur material, Bunker Kaliadem perlu digali dan di dinginkan dengan air. (Kompas)


Jalur luncuran awan panas tahun 2006 dan 2010 (Dongeng Geologi)

Artikel ini dikutip dari 2 sumber. Yakni : Volcano Discovery dan 1Library