![]() |
| Erupsi tanggal 29 Mei 2006 (Badan Geologi) |
Kronologi Letusan Merapi 2006
Awal Aktivitas (Januari - April 2006)
- Januari 2006: Peningkatan aktivitas vulkanik terdeteksi dengan peningkatan jumlah gempa vulkanik dan deformasi di tubuh gunung.
- Februari - April 2006: Aktivitas vulkanik terus meningkat dengan frekuensi gempa vulkanik yang lebih sering dan adanya inflasi di puncak Merapi.
Peningkatan Status (Mei 2006)
- 6 Mei 2006: Status Gunung Merapi dinaikkan menjadi "Siaga" (Level III).
- 12 Mei 2006: Status dinaikkan lagi menjadi "Awas" (Level IV), menunjukkan kemungkinan letusan besar.
Erupsi Utama (Mei - Juni 2006)
- 15 Mei 2006: Letusan besar pertama terjadi, menghasilkan aliran piroklastik yang mengalir ke arah selatan dan barat daya lereng Merapi.
- 27 Mei 2006: Gempa bumi berkekuatan 6,3 Mw mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, meningkatkan ketidakstabilan di Gunung Merapi dan memicu lebih banyak aktivitas vulkanik.
- Juni 2006: Pertumbuhan kubah lava mencapai laju 100.000 meter kubik per hari dengan volume kubah baru mencapai 4 juta meter kubik. Pada 8 Juni, salah satu aliran piroklastik terbesar mencapai jarak 5 km ke arah tenggara.
Puncak Aktivitas (14 Juni 2006)
- 14 Juni 2006: Kubah lava yang berada di puncak runtuh, menghasilkan aliran piroklastik sejauh 7 km ke arah tenggara - selatan, mengubur desa Kaliadem. Akibat letusan ini menewaskan dua relawan yang terperangkap di dalam bunker.
- 14 Juni 2006: Kubah lava yang berada di puncak runtuh, menghasilkan aliran piroklastik sejauh 7 km ke arah tenggara - selatan, mengubur desa Kaliadem. Akibat letusan ini menewaskan dua relawan yang terperangkap di dalam bunker.
Penurunan Aktivitas (Juli - Agustus 2006)
- Juli 2006: Aktivitas vulkanik mulai menurun, meskipun masih terdapat aktivitas fumarol dan beberapa letusan kecil.
- Agustus 2006: Aktivitas Gunung Merapi mulai stabil dan menunjukkan penurunan yang signifikan. Status gunung secara bertahap diturunkan dari "Awas" ke "Siaga", dan akhirnya ke "Waspada".
Dampak Letusan Merapi 2006
- Korban Jiwa dan Kerusakan: Letusan ini menyebabkan beberapa korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di sekitar gunung.
- Evakuasi: Ribuan penduduk di sekitar Gunung Merapi dievakuasi untuk menghindari dampak letusan.
- Dampak Lingkungan: Material vulkanik menyebabkan perubahan topografi dan kerusakan ekosistem di sekitar gunung.
| Gedung STIE Kerjasama, Jalan Porwanggan No. 549, Purwo Kinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, roboh akibat gempa di Yogyakarta pada 26 Mei 2006. (Kompas/Davy Sukamta) |
![]() |
| Lautan material Erupsi Merapi, di Dusun Kaliadem. (Kompas/Wawan H Prabowo) |
![]() | ||
| Karena terkubur material, Bunker Kaliadem perlu digali dan di dinginkan dengan air. (Kompas) |
![]() |
| Jalur luncuran awan panas tahun 2006 dan 2010 (Dongeng Geologi) |



