2 Nov 2025
Kejadian Awan Panas Guguran Gunung Merapi Tanggal 2 November 2025 pukul 20.46 WIB
::INFO BADAN GEOLOGI::
Info kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025 pukul 20:46 WIB, estimasi jarak luncur 1.200 m ke arah Barat Daya dengan amplitudo maks 68 mm durasi 111 detik.
Awanpanas Guguran Gunung Merapi Tanggal 2 November 2025 pukul 17.21 WIB
::INFO BADAN GEOLOGI::
Info kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025 pukul 17:21 WIB, estimasi jarak luncur 1.500 m ke arah Barat Daya dengan amplitudo maks 47,98 mm durasi 150,68 detik. Angin ke arah Timur.
Kejadian Awanpanas Guguran Gunung Merapi Tanggal 2 November 2025 pukul 16.08 WIB
::INFO BADAN GEOLOGI::
Info kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025
Pukul 16:08 WIB, estimasi jarak luncur 1.700 m ke arah Barat Daya dengan amplitudo maks 34.7 mm durasi 168.62 detik. Visual berkabut.
Video Awan Panas Guguran Gunung Merapi Tanggal 2 November 2025 pukul 14.27 WIB
::INFO BADAN GEOLOGI::
Berikut video awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025 pukul 14:27 WIB mengarah ke Barat Daya, jarak luncur 2.000 m dengan Amplitudo max 27 mm durasi 197 detik, arah angin ke Timur.
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 24-30 Oktober 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 24 – 30 Oktober 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga
350 m. Pada minggu ini terjadi 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.500 m ke arah hulu Kali Krasak dan Kali Sat/Putih. Guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 26 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 2 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.000 m dan 33kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 8 Oktober 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut - turut adalah sebesar 4.414.900 m³ dan 2.368.800 m³.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 2 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 33 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 546 gempa Fase Banyak (MP), 1 gempa Low Frequency (LF), 714 gempa Guguran (RF) dan 9 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih rendah dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,472 m hingga 3.840,486 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 24 Oktober 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 17,4 mm/jam selama 178 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Lampiran
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
Awan Panas Guguran Gunung Merapi Tanggal 2 November 2025 pukul 15.00 WIB
Info kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025
Pukul 15:00 WIB, estimasi jarak luncur 1.500 m ke arah Barat Daya dengan amplitudo maks 12,48 mm durasi 142,66 detik. Visual berkabut.
Kejadian Awanpanas Guguran Gunung Merapi tanggal 2 November 2025 pukul 14.27 WIB
::INFO BADAN GEOLOGI::
Info kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025 pukul 14:27 WIB mengarah ke Barat Daya, jarak luncur 2.000 m dengan Amplitudo max 27 mm durasi 197 detik, arah angin ke Timur. Tingkat aktivitas SIAGA (Level 3). Tetap patuhi rekomendasi.
Informasi Kejadian Awanpanas Guguran Tanggal 2 November 2025
Info kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 02/11/2025
- Pukul 11:04 WIB,estimasi jarak luncur 2500 m dengan Amplitudo max 59 mm durasi 279,5 detik.
- Pukul 11:11 WIB, estimasi jarak luncur 2000 m dengan amplitudo maksimal 50 mm dan durasi 236,4 detik.
Tingkat aktivitas SIAGA (Level 3). Tetap patuhi rekomendasi.
29 Okt 2025
Guguran Gunung Merapi, Tanggal 29 Oktober 2025 Pukul 05.46 WIB
Video kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi 29/10/2025 pukul 05:46 WIB mengarah ke Barat Daya hulu Kali Krasak, estimasi jarak luncur 1.200 m dengan Amplitudo max 16.77 mm durasi 172.68 detik. Tingkat aktivitas SIAGA (Level 3). Tetap patuhi rekomendasi.
26 Okt 2025
15 Tahun Erupsi Merapi 2010
Sinergi mitigasi harus terus kita rawat. Pemerintah tumbuh dengan modernisasi teknologi, peningkatan pemantauan, dan kebijakan penanggulangan bencana yang adaptif.
Sementara masyarakat dan komunitas memperkuat kapasitas melalui komunikasi proaktif dan pelatihan kebencanaan. Karena ketangguhan lahir dari kebersamaan antara ilmu, sistem dan empati. #15therupsimerapi2010 #siagamerapi
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 17 - 23 Oktober 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 17 – 23 Oktober 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 50 m hingga
400 m. Pada minggu ini terjadi 1 kali awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 1.000 m ke arah barat daya. Guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 26 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 7 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m dan 23 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 8 Oktober 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut - turut adalah sebesar 4.414.900 m³ dan 2.368.800 m³.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 27 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 660 gempa Fase Banyak (MP), 4 gempa Tremor, 696 gempa Guguran (RF) dan 3 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih rendah dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,485 m hingga 3.840,489 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 20 Oktober 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 26,25 mm/jam selama 65 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Lampiran
2 Okt 2025
Jejak Awanpanas Guguran Tanggal 2 Oktober 2025 dari Foto Udara
Berdasarkan hasil survei menggunakan drone, jejak material awan panas guguran mencapai 1,5 km dari puncak Gunung Merapi.
[BPPTKG]
Kejadian Awan Panas Guguran Pukul 05:29 WIB
17 Agu 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 8 - 14 Agustus 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 8 – 14 Agustus 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga
400 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 13 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 15 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m dan 58 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 7 Agustus 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut - turut adalah sebesar 4.101.500 m³ dan 2.369.900 m³.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 45 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 676 gempa Fase Banyak (MP), 764 gempa Guguran (RF) dan 11 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan seitanya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,614 m hingga 3.840,625 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 13 Agustus 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 22,63 mm/jam selama 43 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daera potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Lampiran
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
11 Agu 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 1 - 7 Agustus 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 1 – 7 Agustus 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga 375 m. Pada minggu ini terjadi 1 kali Awan Panas Guguran ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 800 m. Jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 1 kali ke arah hulu Kali Boyong dengan jarak luncur 1.800 m, 31 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 14 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m, dan 64 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 7 Agustus 2025 menghasilkan foto udara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume Kubah Barat Daya bertambah sekitar 90.500 m³ menjadi sebesar 4.101.500 m³. Sedangkan untuk Kubah Tengah, volumenya relatif tetap, yaitu sebesar 2.369.900 m³. Selanjutnya, hasil analisis foto termal menunjukkan sedikit peningkatan suhu pada Kubah Barat Daya. Suhu Kubah Barat Daya terukur 247,4 °C, naik sebesar 2,5 °C bila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya. Sementara, suhu Kubah Tengah relatif sama dibandingkan pengukuran sebelumnya yaitu sebesar 218,6 °C.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 9 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 730 gempa Fase Banyak (MP), 1 gempa Low Frequency (LF), 626 gempa Guguran (RF) dan 8 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,623 m hingga 3.840,632 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 5 Agustus 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 20,72 mm/jam selama 71 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Lampiran
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
1 Agu 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 25 - 31 Juli 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 25 – 31 Juli 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga
300 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 19 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 6 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 m dan 50 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5 dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 17 Juli 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.011.000 m³ dan 2.368.900 m³.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 9 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 748 gempa Fase Banyak (MP), 579 gempa Guguran (RF) dan 24 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,633 m hingga 3.840,647 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,064. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi
Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, tejadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 28 Juli 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 1,92 mm/jam selama 63 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Lampiran
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
28 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Pengamatan 27 Juli 2025

- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam potensi bahaya.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
27 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 18 - 24 Juli 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 11 – 17 Juli 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga
100 m. Pada minggu ini jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 1 kali ke arah hulu Kali Boyong sejauh 2.000 m, 24 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 15 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m dan 70 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 17 Juli 2025 menghasilkan foto dara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume Kubah Barat Daya berkurang sekitar 66.700 m³ menjadi sebesar 4.011.000 m³, sedangkan untuk visual Kubah Tengah bertambah sekitar 1.600 m³ menjadi sebesar 2.368.900 m³ . Selanjutnya, hasil analisis foto termal menunjukkan sedikit peningkatan suhu pada Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya. Suhu Kubah Barat Daya naik 2,8 °C menjadi 244,9 °C, sedangkan suhu Kubah Tengah naik 3,5 °C menjadi 218,6 °C. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat pengurangan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 20 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 836 gempa Fase Banyak (MP), 495 gempa Guguran (RF), 1 gempa Tremor, dan 14 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,641 m hingga 3.840,654 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,065 m hingga 3.414,070 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini tidak terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dan tidak dilaporkan adanya penambahan aliran dan lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Lampiran
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
24 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Pengamatan 23 Juli 2025

- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam potensi bahaya.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
21 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Pengamatan 20 Juli 2025

- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam potensi bahaya.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
19 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 11 - 17 Juli 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 11 – 17 Juli 2025
HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga 450 m. Pada minggu ini jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 18 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 7 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.500 m, 44 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m dan 1 kali ke arah hulu Kali Batang sejauh 1.800 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.077.700 m³ dan 2.367.300 m³.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 13 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 790 gempa Fase Banyak (MP), 570 gempa Guguran (RF), 1 gempa Low-Frequency (LF), dan 20 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya.Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,650 m hingga 3.840,654 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,061 m hingga 3.414,066 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 15 Juli 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 5,03 mm/jam selama 99 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
LAMPIRAN
a)
b)
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
17 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Pengamatan 16 Juli 2025

- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam potensi bahaya.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
12 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 4 - 10 Juli 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 4 – 10 Juli 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 15 m hingga 100 m. Pada minggu ini, terjadi 1 kali awan panas guguran ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 2.500 m, setelah itu dilaporkan adanya hujan abu tipis di wilayah Tunggularum Kabupaten Sleman dan wilayah Ngori Kabupaten Magelang. Jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 22 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 19 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m, dan 76 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.077.700 m3 dan 2.367.300 m3.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 3 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 800 gempa Fase Banyak (MP), 670 gempa Guguran (RF), 14 gempa Low-Frequency (LF), dan 11 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,652 m hingga 3.840,660 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,063 m hingga 3.414,068 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 7 Juli 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 1,31 mm/jam selama 81 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
LAMPIRAN
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
11 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Pengamatan 10 Juni 2025

- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam potensi bahaya.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
10 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Pengamatan 9 Juli 2025

- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam potensi bahaya.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali
7 Jul 2025
Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 27 Juni - 3 Juli 2025
LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 27 Juni – 3 Juli 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 15 m hingga 350 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 5 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.500 m, 8 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m, dan 56 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar
4.077.700 m3 dan 2.367.300 m3.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 803 gempa Fase Banyak (MP), 617 gempa Guguran (RF), 3 gempa Low-Frequency (LF), dan 10 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,657 m hingga 3.840,662 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,063 m hingga 3.414,067 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 2 Juli 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 5,8 mm/jam selama 63 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
LAMPIRAN
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)
























