Normal
Waspada
Siaga
Awas
Tampilkan postingan dengan label Laporan Mingguan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Laporan Mingguan. Tampilkan semua postingan

2 Nov 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 24-30 Oktober 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 24 – 30 Oktober 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga
350 m. Pada minggu ini terjadi 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.500 m ke arah hulu Kali Krasak dan Kali Sat/Putih. Guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 26 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 2 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.000 m dan 33kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 8 Oktober 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut - turut adalah sebesar 4.414.900 m³ dan 2.368.800 m³.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 2 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 33 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 546 gempa Fase Banyak (MP), 1 gempa Low Frequency (LF), 714 gempa Guguran (RF) dan 9 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan  sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih rendah dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,472 m hingga 3.840,486 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 24 Oktober 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 17,4 mm/jam selama 178 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

Lampiran

NO_Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

26 Okt 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 17 - 23 Oktober 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 17 – 23 Oktober 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 50 m hingga
400 m. Pada minggu ini terjadi 1 kali awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 1.000 m ke arah barat daya. Guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 26 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 7 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m dan 23 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 8 Oktober 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut - turut adalah sebesar 4.414.900 m³ dan 2.368.800 m³.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 27 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 660 gempa Fase Banyak (MP), 4 gempa Tremor, 696 gempa Guguran (RF) dan 3 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih rendah dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,485 m hingga 3.840,489 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 20 Oktober 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 26,25 mm/jam selama 65 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

Lampiran

NO_Images

BPPTKG

17 Agu 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 8 - 14 Agustus 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 8 – 14 Agustus 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga
400 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 13 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 15 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m dan 58 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada Kubah Barat Daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk Kubah Tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 7 Agustus 2025, volume Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah berturut - turut adalah sebesar 4.101.500 m³ dan 2.369.900 m³

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 45 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 676 gempa Fase Banyak (MP), 764 gempa Guguran (RF) dan 11 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan seitanya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,614 m hingga 3.840,625 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 13 Agustus 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 22,63 mm/jam selama 43 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daera potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

Lampiran

NO_Images

NO_Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

11 Agu 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 1 - 7 Agustus 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 1 – 7 Agustus 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual

Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga 375 m. Pada minggu ini terjadi 1 kali Awan Panas Guguran ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 800 m. Jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 1 kali ke arah hulu Kali Boyong dengan jarak luncur 1.800 m, 31 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 14 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m, dan 64 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 7 Agustus 2025 menghasilkan foto udara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume Kubah Barat Daya bertambah sekitar 90.500 m³ menjadi sebesar 4.101.500 m³. Sedangkan untuk Kubah Tengah, volumenya relatif tetap, yaitu sebesar 2.369.900 m³. Selanjutnya, hasil analisis foto termal menunjukkan sedikit peningkatan suhu pada Kubah Barat Daya. Suhu Kubah Barat Daya terukur 247,4 °C, naik sebesar 2,5 °C bila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya. Sementara, suhu Kubah Tengah relatif sama dibandingkan pengukuran sebelumnya yaitu sebesar 218,6 °C.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 9 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 730 gempa Fase Banyak (MP), 1 gempa Low Frequency (LF), 626 gempa Guguran (RF) dan 8 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,623 m hingga 3.840,632 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 5 Agustus 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 20,72 mm/jam selama 71 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

Lampiran

NO_Images

NO_Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

1 Agu 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 25 - 31 Juli 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 25 – 31 Juli 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga
300 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 19 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 6 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 m dan 50 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5 dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 17 Juli 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.011.000 m³ dan 2.368.900 m³.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 9 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 748 gempa Fase Banyak (MP), 579 gempa Guguran (RF) dan 24 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,633 m hingga 3.840,647 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,064. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi
Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, tejadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 28 Juli 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 1,92 mm/jam selama 63 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192. 

Lampiran

NO_Images

NO_Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

27 Jul 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 18 - 24 Juli 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 11 – 17 Juli 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga
100 m. Pada minggu ini jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 1 kali ke arah hulu Kali Boyong sejauh 2.000 m, 24 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 15 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m dan 70 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 17 Juli 2025 menghasilkan foto dara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume Kubah Barat Daya berkurang sekitar 66.700 m³ menjadi sebesar 4.011.000 m³, sedangkan untuk visual Kubah Tengah bertambah sekitar 1.600 m³ menjadi sebesar 2.368.900 m³ . Selanjutnya, hasil analisis foto termal menunjukkan sedikit peningkatan suhu pada Kubah Barat Daya dan Kubah Tengah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya. Suhu Kubah Barat Daya naik 2,8 °C menjadi 244,9 °C, sedangkan suhu Kubah Tengah naik 3,5 °C menjadi 218,6 °C. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat pengurangan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 20 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 836 gempa Fase Banyak (MP), 495 gempa Guguran (RF), 1 gempa Tremor, dan 14 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,641 m hingga 3.840,654 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,065 m hingga 3.414,070 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini tidak terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dan tidak dilaporkan adanya penambahan aliran dan lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192. 

Lampiran

NO_Images

NO_Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

19 Jul 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 11 - 17 Juli 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 11 – 17 Juli 2025

HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga 450 m. Pada minggu ini jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 18 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 7 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.500 m, 44 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m dan 1 kali ke arah hulu Kali Batang sejauh 1.800 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.077.700 m³ dan 2.367.300 m³

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 13 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 790 gempa Fase Banyak (MP), 570 gempa Guguran (RF), 1 gempa Low-Frequency (LF), dan 20 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya.Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,650 m hingga 3.840,654 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,061 m hingga 3.414,066 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 15 Juli 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 5,03 mm/jam selama 99 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

LAMPIRAN

a) 

NO_Images

 b) 

NO-Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

12 Jul 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 4 - 10 Juli 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 4 – 10 Juli 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 15 m hingga 100 m. Pada minggu ini, terjadi 1 kali awan panas guguran ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 2.500 m, setelah itu dilaporkan adanya hujan abu tipis di wilayah Tunggularum Kabupaten Sleman dan wilayah Ngori Kabupaten Magelang. Jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 22 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 19 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m, dan 76 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.077.700 m3 dan 2.367.300 m3.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 3 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 800 gempa Fase Banyak (MP), 670 gempa Guguran (RF), 14 gempa Low-Frequency (LF), dan 11 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,652 m hingga 3.840,660 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,063 m hingga 3.414,068 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 7 Juli 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 1,31 mm/jam selama 81 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192. 

 LAMPIRAN

NO_Images
 
NO-Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

7 Jul 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 27 Juni - 3 Juli 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 27 Juni – 3 Juli 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 15 m hingga 350 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 5 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.500 m, 8 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m, dan 56 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar
4.077.700 m3 dan 2.367.300 m3.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 803 gempa Fase Banyak (MP), 617 gempa Guguran (RF), 3 gempa Low-Frequency (LF), dan 10 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,657 m hingga 3.840,662 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,063 m hingga 3.414,067 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 2 Juli 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 5,8 mm/jam selama 63 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

LAMPIRAN

NO_Images

NO_Images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

5 Jul 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 20 - 26 Juni 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 20 – 26 Juni 2025

HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore har berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga
450 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 15 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 17 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 m, dan 35 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 25 Juni 2025 menghasilkan foto udara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya berkurang sekitar 56.100 m3 menjadi sebesar 4.077.700 m3, sedangkan untuk visual kubah tengah dominan tertutup asap sehingga volumenya tidak dapat dihitung. Namun berdasarkan analisis foto udara pada tanggal 30 Mei 2025, volume kubah tengah terhitung sebesar 2.367.300 m3. Selanjutnya, hasil analisis foto termal menunjukkan penurunan suhu tertinggi pada kubah barat daya dan kubah tengah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran suhu kedua kubah tanggal 12 Juni 2025. Suhu kubah barat daya turun 1,2 OC menjadi 242,1 oC, sedangkan suhu kubah tengah turun 7,2 oC menjadi 215,1 oC. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat pengurangan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. 

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 7 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 820 gempa Fase Banyak (MP), 736 gempa Guguran (RF), dan 9 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,659 m hingga 3.840,669 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,060 m hingga 3.414,067 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,14 m hingga 7.108,15 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 23 Juni 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 9,53 mm/jam selama 107 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192. 

LAMPIRAN

NO_Images
 
NO_Images
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

20 Jun 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 13 - 19 Juni 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 13 – 19 Juni 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 10 m hingga 350 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 20 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 m, 26 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 m, dan 56 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 1.900 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 13 Juni 2025 menghasilkan foto udara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya bertambah sekitar 84.500 m3 menjadi sebesar 4.133.800 m3. Sedangkan untuk kubah tengah, volumenya relatif sama dibandingkan dengan hasil pengukuran volume periode sebelumnya, yaitu sebesar 2.367.300 m3. Selanjutnya, berdasarkan analisis foto termal, suhu tertinggi pada kubah barat daya adalah sebesar 243 oC, lebih rendah 4,4 oC dari pengukuran suhu periode sebelumnya. Sedangkan untuk kubah tengah, terjadi kenaikan suhu menjadi 223,2 oC, lebih tinggi 5,3 oC dari pengukuran suhu periode sebelumnya.

Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 15 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 852 gempa Fase Banyak (MP), 580 gempa Guguran (RF), dan 10 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih rendah dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir. 

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,670 m hingga 3.840,678 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,056 m hingga 3.414,066 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,15 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 15 Juni 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 29 mm/jam selama 37 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

LAMPIRAN

NO_Images
 
NO_Images

31 Mei 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 23 - 29 Mei 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 23 – 29 Mei 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang, dengan tinggi asap 125 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada tanggal 23 Mei 2025 pukul 06.00 WIB. Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 12 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh 1.800 m, 30 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.800 m dan 33 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih 2.000 m. Gambar l. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara 12 Mei 2025 volume kubah barat daya sebesar 3.996.800 m3. Sedangkan untuk volume kubah tengah sebesar 2.366.700 m3.

Kegempaan
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi mencatat 4 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 914 kali gempa Fase Banyak (MP), 650 kali gempa Guguran (RF) dan 10 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini mash cukup tinggi. Lampiran l.c menunjukkan grafik kegempaan di Gunung Merapi.

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 pada kisaran 3.840,686 m hingga 3.840,692 m; dan ke reflektor RB3 pada kisaran 3.414,059 m hingga 3.414,065 m. Baseline GPS Labuhan-Jrakah berkisar pada 7.108,14 m hingga 7.108,15 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS minggu tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Lampiran lc menunjukkan grafik deformasi di Gunung Merapi.

Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 2,36 mm/jam selama 67 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 23 Mei 2025. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :

  1. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  3. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  4. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  5. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  6. Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

LAMPIRAN

NO-Images
 
NO_Images
 
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

25 Mei 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 16 - 22 Mei 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 9 – 15 Mei 2025

I. HASIL PENGAMATAN
VISUAL
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang, dengan tinggi asap 550 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada tanggal 6 Mei 2025 pukul 17.00 WIB. Pada minggu in guguran lava teramati sebanyak 10 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh 1800 m, 41 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m dan 73 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih 2.000 m. Gambar la menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 26 April 2025, volume kubah barat daya sebesar 3.925.500 m3. Sedangkan untuk volume kubah tengah sebesar 2.366.700 m3.

Kegempaan
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi mencatat 1 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 896 kali gempa Fase Banyak (MP), 802 kali gempa Guguran (RF) dan 12 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini mash cukup tinggi. Lampiran 1.b menunjukkan grafik kegempaan di Gunung Merapi.

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 pada kisaran 3.840,690 m hingga 3.840,699 m; dan ke reflektor RB3 pada kisaran 3.414,058 m hingga 3.414,063 m. Baseline GPS Labuhan-Jrakah berkisar pada 7.108,13 m hingga 7.108,15 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS minggu tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Lampiran 1b menunjukkan grafik deformasi di Gunung Merapi. 

Hujan dan Lahar
Pada minggu terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 36 mm/jam selama 55 menit di Pos Babadan pada tanggal 2 Mei 2025. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya sat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosit dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut :

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi sat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama sat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

LAMPIRAN

NO_Images
 
NO-images

(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)

16 Mei 2025

Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 9 - 15 Mei 2025

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 9 – 15 Mei 2025

I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang, dengan tinggi asap 450 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada tanggal 14 Mei 2025 pukul 05.15 WIB. Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 18 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh 2.000 m, 43 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m dan 32 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih 2.000 m. Babadan. Gambar l. a-d menunjukkan analisis foto udara dan foto thermal dari survey drone tanggal 12 Mei 2025, serta analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Titik panas tertinggi pada kubah barat daya terukur sebesar 247,4 oC, lebih rendah 1,9 °C dari suhu pengukuran sebelumnya. Morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi. Pada kubah tengah terukur titik panas terukur sebesar 218,0 oC, lebih rendah 3,3 °C dari pengukuran sebelumnya. Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya bertambah sekitar 71.200 m3 menjadi sebesar 3.996.800 m3. Sedangkan untuk volume kubah tengah relatif tetap, yaitu sebesar 2.366.700 m3.

Kegempaan
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi mencatat 945 kali gempa
Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frekuensi (LF), 788 kali gempa Guguran (RF) dan 13 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Lampiran le menunjukkan grafik kegempaan di Gunung Merapi.

Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 pada kisaran 3.840,694 m hingga 3.840,699 m; dan ke reflektor RB3 pada kisaran 3.414,059 m hingga 3.414,065 m. Baseline GPS Labuhan-Jrakah berkisar pada 7.108,13 m hingga 7.108,15 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS minggu tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Lampiran le menunjukkan grafik deformasi di Gunung Merapi.

Hujan dan Lahar
Pada minggu terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 21 mm/jam selama 62 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 10 Mei 2025. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:

  1. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
  2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
  3. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

  • Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
  • Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
  • Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
  • Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
  • Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
  • Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

LAMPIRAN


 

 
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)