LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 16 – 22 Agustus 2024
HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca
di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari,
sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Asap berwarna putih,
ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang dan tinggi 450
m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 17
Agustus 2024 pukul 11.30 WIB. Pada minggu ini terjadi 6 kali awan panas
guguran ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur
maksimal 1.400 m. Guguran lava teramati sebanyak 314 kali ke arah hulu
Kali Bebeng sejauh maksimal 1.900 m, 2 kali ke arah selatan (hulu Kali
Boyong) sejauh maksimal 1.000 m, 1 kali ke arah barat (hulu Kali Batang)
sejauh 1.000 m dan 1 kali ke arah barat laut (hulu Kali Apu) sejauh 500
m. Suara guguran terdengar 22 kali dari Pos Babadan dengan intensitas
kecil hingga sedang. Gambar 1.a-e menunjukkan analisis morfologi dan
thermal kubah lava dari foto udara tanggal 21 Agustus 2024, analisis
dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum dan Babadan2. Morfologi kubah
barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan
kubah, guguran lava dan awan panas guguran. Titik panas tertinggi
teramati sebesar 243 oC,
relatif sama dari suhu pengukuran sebelumnya. Untuk morfologi kubah
tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Titik panas
tertinggi teramati sebesar 215,4 oC,
lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya. Berdasarkan analisis foto
udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 m3 dan kubah tengah sebesar 2.366.900 m3.
Kegempaan
Dalam
minggu ini kegempaan Gunung Merapi mencatat 6 kali gempa Awan Panas
Guguran (APG), 16 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 70 kali gempa Fase
Banyak (MP), 1 kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.013 kali gempa
Guguran (RF), dan 12 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada
minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Lampiran 1.f
menunjukkan grafik kegempaan di Gunung Merapi.
Deformasi
Jarak
tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB0 ke reflektor RB2
pada kisaran 3.840,958 m hingga 3.840,972 m; dan ke reflektor RB3 pada
kisaran 3.414,067 m hingga 3.414,075 m. Baseline GPS Labuhan–Jrakah
berkisar pada 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang
dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju
pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,3 cm/hari, relatif sama
dibandingkan minggu lalu. Lampiran 1.f menunjukkan grafik deformasi di
Gunung Merapi.
Hujan dan Lahar
Pada
minggu ini tidak terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dan
tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai
yang berhulu di Gunung Merapi.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id , aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Demikian, atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 23 Agustus 2024
a.n. Kepala Pusat Vulkanologi dan MitigasiBencana Geologi,
Kepala BPPTKG
Agus Budi Santoso
LAMPIRAN 1 Data Laporan Aktivitas Gunung Merapi Tanggal 16 – 22 Agustus 2024
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Lampiran 1.
Analisis morfologi kubah lava (a) dan suhu kubah (b) dari survey drone
tanggal 21 Agustus 2024. Pengamatan visual dari stasiun kamera Deles5
(c), Tuggularum (d) dan Babadan2 (e). Grafik data pemantauan Gunung
Merapi menggunakan metode seismik dan EDM Reflektor Babadan 2 dan
baseline GPS Labuhan-Jrakah (f).