LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 20 – 26 Juni 2025
HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore har berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 25 m hingga
450 m. Pada minggu ini, jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 15 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 17 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 m, dan 35 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Survei lapangan menggunakan drone yang dilaksanakan tanggal 25 Juni 2025 menghasilkan foto udara dan foto termal seperti ditunjukkan pada Lampiran 1 (a) dan (b). Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya berkurang sekitar 56.100 m3 menjadi sebesar 4.077.700 m3, sedangkan untuk visual kubah tengah dominan tertutup asap sehingga volumenya tidak dapat dihitung. Namun berdasarkan analisis foto udara pada tanggal 30 Mei 2025, volume kubah tengah terhitung sebesar 2.367.300 m3. Selanjutnya, hasil analisis foto termal menunjukkan penurunan suhu tertinggi pada kubah barat daya dan kubah tengah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran suhu kedua kubah tanggal 12 Juni 2025. Suhu kubah barat daya turun 1,2 OC menjadi 242,1 oC, sedangkan suhu kubah tengah turun 7,2 oC menjadi 215,1 oC. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat pengurangan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 7 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 820 gempa Fase Banyak (MP), 736 gempa Guguran (RF), dan 9 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini relatif sama dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,659 m hingga 3.840,669 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,060 m hingga 3.414,067 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,14 m hingga 7.108,15 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 23 Juni 2025, tercatat di Pos Kaliurang sebesar 9,53 mm/jam selama 107 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
LAMPIRAN
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)