LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 4 – 10 Juli 2025
I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Sepanjang periode pengamatan, Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, bertekanan lemah, dan dengan tinggi asap bervariasi dari 15 m hingga 100 m. Pada minggu ini, terjadi 1 kali awan panas guguran ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 2.500 m, setelah itu dilaporkan adanya hujan abu tipis di wilayah Tunggularum Kabupaten Sleman dan wilayah Ngori Kabupaten Magelang. Jumlah guguran lava yang dapat teramati adalah sebanyak 22 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimum 1.800 m, 19 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 m, dan 76 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 m. Gambar 1. a-b menunjukkan analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Dari aspek perubahan morfologi, teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume dan aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah, tidak teramati adanya perubahan morfologi. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Juni 2025, volume kubah barat daya dan kubah tengah berturut - turut adalah sebesar 4.077.700 m3 dan 2.367.300 m3.
Kegempaan
Pada periode pengamatan ini, sebanyak 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG), 3 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 800 gempa Fase Banyak (MP), 670 gempa Guguran (RF), 14 gempa Low-Frequency (LF), dan 11 gempa Tektonik (TT) terekam oleh jaringan seismik yang terpasang di Gunung Merapi dan sekitarnya. Intensitas kegempaan pada periode pengamatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kegempaan pada minggu sebelumnya. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola kegempaan di Gunung Merapi periode tiga bulan terakhir.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BABO ke reflektor RB2 terukur pada kisaran 3.840,652 m hingga 3.840,660 m; dan ke reflektor RB3 terukur pada kisaran 3.414,063 m hingga 3.414,068 m. Sementara, data baseline GPS Labuhan - Jrakah terukur pada kisaran 7.108,13 m hingga 7.108,14 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada periode pengamatan ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Lampiran 1 (c) menunjukkan pola deformasi di Gunung Merapi untuk periode tiga bulan terakhir.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini, terjadi hujan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 7 Juli 2025, tercatat di Pos Babadan sebesar 1,31 mm/jam selama 81 menit. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi mash cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat "SIAGA".
- Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website https://bpptkg.esdm.go.id dan https://magma.esdm.go.id, aplikasi Android Magma Indonesia, media sosial BPPTKG, frekuensi radio VHF di 172.000 Mhz, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
LAMPIRAN
(Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)